Arthur Conan Doyle: Buku Kasus Sherlock Holmes
“Maaf kalau aku asyik menerawang,” katanya. “Ada beberapa fakta unik yang diserahkan kepadaku selama 24 jam terakhir ini, dan fakta-fakfa itu menimbulkan spekulasi yang sifatnya lebih umum. Aku sedang berpikir-pikir, barangkali ada baiknya aku menulis artikel tentang peran anjing dalam penyidikan.”
“Sherlock, bukankah hal itu sudah dilakukan?” kataku. “Banyak yang sudah menulis tentang anjing pelacak.”
“Bukan, Watson, bukan tentang itu. Yang kumaksud peran yang lebih rumit, lebih tak kentara. Kau mungkin masih ingat ketika kau menangani kasus yang kauberi judul Petualangan di Copper Beeches. Waktu itu, dengan melihat jalan pikiran sang anak, aku bisa menyimpulkan kebiasaan-kebiasaan buruk ayahnya yang penampilannya sangat terhormat.”
“Ya, aku ingat itu.”
“Pemikiranku tentang anjing lebih ke arah itu. Anjing menggambarkan kehidupan keluarga pemiliknya. Kau pernah lihat anjing lincah di keluarga yang murung, atau sebaliknya anjing murung di keluarga yang gembira? Orang yang suka menggertak, anjingnya pun pasti galak; orang yang berbahaya pasti punya anjing yang berbahaya. Suasana hati si pemilik akan menular ke anjing peliharaannya.”
Aku menggeleng-gelengkan kepala. “Astaga, Holmes, rasanya kesimpulanmu terlalu jauh.” Dia mengisi pipanya lagi dan kembali duduk tanpa menggubris komentarku.
Halaman: iv + 96