Nonfiksi
George Orwell: Risalah tentang Nasionalisme
Suatu ketika, Byron pernah memakai istilah Prancis longueur (panjang), dan menyatakan sambil lalu bahwa walaupun kita tidak mempunyai istilah tersebut dalam bahasa Inggris, namun kita memiliki banyak bendanya. Nah, ada paradigma yang kini menyebar begitu luas sehingga mempengaruhi pandangan kita terhadap hampir setiap subjek, tetapi belum bernama. Sebagai padanan terdekat yang tersedia, saya memilih kata “nasionalisme” untuk menyebut hal tersebut, namun akan segera nyata bahwa saya tidak memakainya dalam pengertian yang biasa, karena perasaan yang sedang saya bicarakan ini tidak selalu melekat pada apa yang disebut bangsa—yaitu, suatu ras atau wilayah geografis tertentu. Kata ini dapat dikaitkan dengan suatu gereja atau suatu kelas, atau bisa jadi hanya bermakna negatif belaka, yaitu menentang satu atau lain hal, tanpa ada objek loyalitas yang positif sama sekali.
Nasionalisme, di lain pihak, tak dapat dipisahkan dari nafsu untuk berkuasa.
Yang saya maksudkan dengan “nasionalisme” pertama-tama adalah kebiasaan untuk menganggap bahwa umat manusia dapat diklasifikasikan seperti halnya serangga, dan bahwa seluruh kelompok yang terdiri dari jutaan hingga puluhan juta orang itu dapat secara meyakinkan dilabeli “baik” atau “buruk”. Maksud saya yang kedua—dan ini jauh lebih penting—adalah kebiasaan untuk mengidentifikasi diri dengan bangsa atau entitas lain, menempatkannya di luar baik dan jahat, serta tidak mengakui kewajiban lain selain memajukan kepentingannya sendiri. Jangan mencampuradukkan nasionalisme dengan patriotisme. Kedua kata ini biasanya saling dipertukarkan sehingga definisi manapun dapat diperdebatkan. Akan tetapi, orang harus membedakan keduanya karena di dalamnya terlibat dua gagasan yang berbeda, bahkan bertentangan. “Patriotisme” saya artikan sebagai pemujaan terhadap suatu tempat dan cara hidup tertentu, yang diyakini orang sebagai yang terbaik di dunia, tanpa ada keinginan untuk memaksakannya kepada lain orang. Patriotisme pada hakikatnya bersifat defensif, baik secara militer maupun secara kultural. Nasionalisme, di lain pihak, tak dapat dipisahkan dari nafsu untuk berkuasa.
Baca selengkapnya di:
SPESIFIKASI BUKU
Format: PDF
Ukuran: 130 mm x 205 mm (buku saku)
Halaman: iv + 96
Halaman: iv + 96
Tahun Terbit: 2022
ISBN:
GGKEY: