Humanisme - Suatu Pengantar Ringkas


Kaum humanis Renaisans, yang menandai bangkitnya kembali para filsuf zaman kuno, sangat mengagung-agungkan kemampuan manusia untuk mencipta, paling tidak menciptakan karya-karya seni yang mengagumkan. Para humanis zaman Pencerahan (Enlightenment) ini menyadari bahwa akal budi manusia memiliki kapasitas yang luar biasa untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang kebenaran dan tentang makna, sekaligus untuk bertanggung jawab atas jawaban-jawaban yang mereka berikan terhadap keduanya. Dalam buku ini, kita akan kembali ke masa Victorian, ketika orang-orang untuk pertama kalinya menyebut diri mereka sebagai humanis. Mereka mengorganisasi diri mereka sedemikian rupa untuk mengkampanyekan hak dan kemerdekaan yang menurut mereka merupakan inti dan fondasi bagi makhluk yang disebut manusia (human).

Paradoksnya, ada banyak orang beragama yang menganggap diri mereka sendiri humanis juga, karena mereka menempatkan individu-individu yang human pada pusat iman mereka...

Sepanjang abad kedua puluh, dan memasuki abad dua puluh satu, tradisi humanis telah menginspirasi para pegiat sekularisme, individu-individu yang berupaya untuk mengembangkan suatu gaya hidup tanpa keyakinan agama. Mereka bukanlah satu-satunya kelompok orang yang menyebut diri humanis dewasa ini. Yang menjadi paradoks, ada banyak orang beragama yang menganggap diri mereka seorang humanis juga, karena mereka menempatkan individu-individu yang human pada pusat iman mereka, dan bukan pada otoritas keagamaan tertentu. Selanjutnya, ada seniman dan penulis yang disebut humanis, karena mereka berusaha untuk mengeksplorasi kondisi human dalam karya mereka.

Baca selengkapnya di:

SPESIFIKASI BUKU
Format: PDF
Ukuran: 130 mm x 205 mm (buku saku)
Halaman: iv + 96
Tahun Terbit: 2022
ISBN: 
GGKEY: