Kisah Perang Pasifik - Pertempuran Guadalcanal


Amerika terus mendaratkan pasukan dan perlengkapan di Pulau Guadalcanal untuk menambah kekuatan tentaranya yang sudah sangat kepayahan akibat datangnya serangan Jepang yang bertubi-tubi. Sejak November 1942, terlihat jelas bahwa Amerika berusaha mendaratkan pasukan-pasukan baru di Guadalcanal. Hingga 12 November, Amerika tercatat berhasil mendaratkan Divisi Angkatan Laut yang Kedua dan Divisi America I untuk membantu Divisi Angkatan Laut Amerika yang Pertama. Jumlah pesawat terbang dan artileri berat di pulau tersebut juga bertambah dari hari ke hari.

Jepang pun berusaha menambah pasukannya di Guadalcanal melalui jalur laut yang tidak kunjung mereka kuasai. Dalam usahanya untuk mendaratkan lebih banyak pasukan dan memperkuat kedudukannya di Guadalcanal, Jepang telah mengumpulkan dua belas kapal pengangkut besar bermuatan dua divisi tentara yang baru. Sekali ini mereka bermaksud lebih banyak mendaratkan artileri dan perlengkapan lainnya. Untuk menyukseskan pendaratan besar-besaran ini, mereka memulai operasinya dengan melakukan pemboman dari udara terhadap kegiatan kapal-kapal Amerika di daerah Lunga, sebelah utara lapangan terbang Henderson. Penyerangan yang dilakukan selama dua hari berturut-turut, yaitu pada tanggal 11 dan 12 November 1942, akhirnya diarahkan juga ke lapangan terbang Henderson. Serangan tersebut disambut oleh pihak Amerika yang bertahan di sana. Dua kapal pengangkut Amerika berhasil dirusak, malahan kapal penjelajah San Francisco dan kapal perusak Buchanan pun turut pula mengalami kerusakan.

Pada pagi hari 12 Nopember 1942, sebuah pesawat pengintai Amerika melihat dua konvoi armada Jepang sedang berlayar mendekati Guadalcanal dari arah utara. Satu kumpulan terdiri dari kapal penggempur Hiei dan Kirishima disertai satu kapal penjelajah ringan dan dua belas kapal perusak. Tidak jauh dari situ, bergerak pula konvoi kedua yang terdiri dari kapal-kapal pengangkut besar dan dilindungi oleh dua belas kapal perusak. Di belakang konvoi ini, luput dari pengamatan pesawat pengintai Amerika, bergerak pula sebuah konvoi armada Jepang yang terdiri dari empat kapal penjelajah, dua kapal penjelajah ringan, dan empat kapal perusak.  

Pada waktu yang bersamaan, armada Amerika yang terdiri dari kapal penjelajah berat San Francisco dan Portland, kapal penjelajah ringan Helena dan penjelajah khusus untuk meriam-meriam anti serangan udara Yuneau dan Atlanta, disertai delapan kapal perusak bergerak pula di dekat pulau Savo. Armada yang tidak disertai kapal penggempur ini berada di bawah komando Laksamana Muda Daniel Callaghan dan wakilnya Laksamana Muda Norman Scott, Walaupun kapal penjelajah jarang sekali berhadapan dengan kapal penggempur karena bukan lawan seimbang, namun mengingat gentingnya keadaan pada saat itu, mau tidak mau armada kecil ini harus berusaha menghalangi kapal-kapal pengangkut Jepang itu agar tidak sampai ke pantai. Bahkan, jika mungkin mengusir mereka jauh-jauh dari pulau Guadalcanal agar lapangan terbang Henderson tidak dibombardir dari laut.

Kontak pertama terjadi pada pukul 01.24 dinihari tanggal 13 November 1942, tatkala kapal penjelajah Helena yang berada paling depan dan memiliki fasilitas radar melihat kedatangan kapal-kapal armada Jepang. Ketika itu Laksamana Callaghan berada di kapal penjelajah San Francisco yang tidak dilengkapi radar, sementara Laksamana Norman Scott berada di kapal Atlanta yang bergerak di belakang kapal San Francisco. Kedua kapal pimpinan ini kebetulan berada di tengah-tengah konvoi armada. Posisi di tengah bagi kapal San Francisco yang tidak dilengkapi radar tentu saja menyulitkan Laksamana Callaghan untuk menjalankan taktik yang sedetail-detailnya. Apalagi, keadaan malam itu sangat gelap. Langit tertutup awan hitam dan tidak ada cahaya bulan maupun bintang yang memberi sedikit penerangan.

Armada perang Jepang dan Amerika semakin mendekati titik perjumpaan dengan kecepatan yang sangat tinggi. Armada Amerika harus berhadapan dengan armada yang jauh lebih kuat. Dalam kegelapan malam, tiba-tiba kapal-kapal Amerika itu sudah berada ditengah-tengah kepungan armada Jepang yang sebenarnya juga sedang mencari posisi. Dengan segera, kapal-kapal perang Jepang mengarahkan lampu lampu sorotnya ke arah armada Amerika. Laksamana Callaghan segera memberikan perintah, “Kapal musuh mengepung kita, lepaskan tembakan ke segala jurusan dan pertahankan diri sedapat-dapatnya.”

Baca selengkapnya di:

SPESIFIKASI BUKU
Format: PDF
Ukuran: 130 mm x 205 mm (buku saku)
Halaman: iv + 96
Tahun Terbit: 2022
ISBN: 
GGKEY: