Kisah Perang Pasifik - Pertempuran Midway
Pesawat-pesawat terbang Amerika yang berpatroli hingga jauh ke barat pada tanggal 3 Juni 1943 jam 02.00 dini hari melihat armada Jepang dalam jumlah besar, sekitar 500 mil di barat daya pulau Midway. Ternyata kumpulan kapal-kapal tersebut adalah kapal-kapal pengangkut pasukan yang dikawal armada pelindung di bawah komando Laksamana Kondo, Laksamana Tanaka dan Laksamana Kurita. Tak jauh di belakangnya, tampak pula armada pimpinan yang terdiri dari kapal penggempur dan kapal penjelajah, kira-kira 700 mil di sebelah barat Pulau Midway. Dalam armada pimpinan tersebut tampak kapal induk kecil Zuiho dan dua kapal tempat mendarat pesawat terbang air. Akan tetapi, armada penggempur dengan kapal-kapal induknya sampai sejauh ini belum juga terlihat.
Setelah mengetahui kedatangan musuhnya, pada tengah hari, satu skuadron B-17 di bawah komando Letnan Kolonel Udara Walter C. Sweeney mengangkasa dari landasan terbang Pulau Midway untuk memberikan sambutan hangat. Setelah terbang non-stop di atas lautan, pada pukul 4.23 sore mereka berjumpa dengan armada pelindung beserta kapal-kapal pengangkut pasukan. Tidak ada satu pun pesawat terbang Jepang di udara yang menghadang serangan dari pesawat-pesawat Amerika ini. Namun, hujan tembakan dari meriam penangkis serangan udara luar Jepang sangatlah dahsyat. Pesawat-pesawat Amerika bertubi-tubi melakukan pemboman atas kapal-kapal musuh yang jumlahnya begitu banyak, tetapi yang sangat mengherankan, tidak satu pun bom yang dijatuhkan mengenai sasarannya. Pesawat-pesawat itu kemudian kembali ke pangkalannya, nyaris tanpa hasil sama sekali. Malamnya, empat pesawat pembom jenis PBY (pesawat amfibi) berangkat lagi melakukan serangan malam atas konvoi Jepang. Pada tengah malam, keempat pesawat pembom tersebut melihat sasarannya dan lolos dari tembakan meriam-meriam penangkis serangan udara. Dua kapal pengangkut tentara Jepang berhasil dirusak.
Sementara itu, pucuk komando Amerika bertanya-tanya karena armada penggempur dengan kapal-kapal induknya yang disegani malah belum terlihat. Walaupun pesawat-pesawat Catalina yang dilengkapi dengan radar sudah mengudara semalam-malaman, namun mereka belum berhasil mengidentifikasi musuh. Barulah pada 4 Juni pukul 5.45, salah satu dari pesawat Catalina melaporkan keberadaan sejumlah besar pesawat terbang Jepang yang biasa ditempatkan di kapal induk, berada sekitar 150 mil dari pulau Midway. Setelah menerima berita itu, tepat pukul 8.00 pagi, semua pesawat yang berada di lapangan terbang mengudara, bukan saja untuk bersiap menyambut musuh, melainkan juga agar tidak dihancurkan di landasan oleh bom. Sebanyak 71 pesawat pembom Jepang yang dilindungi oleh 36 pesawat pemburu muncul di angkasa sekitar pulau Midway, dan tidak lama kemudian terlibat dalam pertempuran udara yang seru dengan 24 pesawat pemburu Buffaloes dan Wild Cats milik Amerika. Walaupun kalah dari segi jumlah, pesawat-pesawat pemburu Amerika itu berhasil menembak jatuh 23 pesawat pembom Jepang. Namun, mereka juga mengalami kerugian yang sangat besar karena 14 pesawat pemburunya tertembak jatuh. Pesawat-pesawat pembom Jepang yang lolos dari kepungan pesawat Amerika kemudian menghujani pulau Midway dengan bom-bom raksasa sehingga objek-objek militer di situ hancur lebur.
Halaman: iv + 96