Plato: Phaedo (Dialog Sokrates tentang Tubuh dan Jiwa)


PHAEDO: Ya, memang harus kukatakan bahwa aku mempunyai perasaan yang paling aneh waktu itu di sana. Kau tahu, aku sedikit pun tidak memiliki rasa iba seperti yang mungkin dirasakan oleh seseorang pada saat bersama kawan kesayangannya yang akan segera mati. Sebab, di mataku Sokrates tampak begitu bahagia pada waktu dia menanggung derita itu, maupun pada waktu dia berbicara. Betapa berani dan mulia caranya menghadapi hari kematiannya! Tidak boleh tidak aku pun berkeyakinan bahwa Dewa yang Maha Kuasa menyertainya ketika dia meninggalkan dunia ini menuju dunia berikutnya. Dan aku yakin, kedatangannya di sana pun akan membawa kebaikan—sesuatu yang belum pernah terjadi pada orang lain! Karena itulah, maka aku tidak merasa kasihan sama sekali—sesuatu yang lazimnya dirasakan orang pada saat berdukacita—dan toh aku juga tidak merasa senang seperti kalau kita sama-sama berdiskusi mengenai filsafat. Memang, pembicaraan kami waktu itupun berkisah tentang hal-hal yang begitu juga, tapi aku benar-benar mempunyai perasaan yang luar biasa—suatu campuran dari rasa senang dan pedih sekaligus kalau teringat bahwa orang itu sebentar lagi akan menghadapi kematian. Dan kami semua yang hadir pada waktu itu merasakan hal yang sama. Kadang-kadang kami tertawa, kadang-kadang menangis, terutama Apollodorus—kau pasti mengenal orang itu dan tahu bagaimana kelakuannya bukan?

Sebab, Sokrates tampak begitu bahagia di mataku pada waktu dia menanggung derita itu maupun waktu dia berbicara. Betapa berani dan mulia caranya menghadapi hari kematiannya!.

PHAEDO: Ya, akan kucoba menceritakan kepadamu keseluruhan kisah itu sejak awal. Seperti yang kau tahu sendiri, sejak hari pertama kami telah terbiasa mengunjungi Sokrates, yaitu aku sendiri dan yang lain-lainnya yang kusebutkan tadi. Kami biasanya berkumpul di gedung pengadilan tempat Sokrates diadili karena tempat itu dekat dengan penjara. Kami selalu menunggu sampai penjara dibuka dengan melewatkan waktu bersama-sama, sebab penjara tidak dibuka pagi-pagi. Segera setelah penjara dibuka, kami biasanya langsung masuk menemui Sokrates dan melewatkan waktu seharian bersamanya. Tapi, pada hari bersejarah itu, kami berkumpul lebih pagi dari biasanya. Sehari sebelumnya, ketika kami meninggalkan penjara pada malam harinya, kami mendengar bahwa kapal itu sudah datang dari Delos. Maka, kami saling mengingatkan satu sama lain untuk datang sepagi mungkin ke tempat biasa. Dan, betul, kami datang pagi-pagi sekali waktu itu. Penjaga yang biasanya membukakan pintu penjara keluar menemui kami, dan menyuruh kami menunggu serta tak memperbolehkan kami masuk sebelum dia izinkan. Katanya, Panitia Sebelas sedang melepaskan belenggu Sokrates, dan memberitahukan bahwa dia akan mati hari itu juga!

Baca selengkapnya di:

SPESIFIKASI BUKU
Format: PDF
Ukuran: 130 mm x 205 mm (buku saku)
Halaman: iv + 96
Tahun Terbit: 2022
ISBN: 
GGKEY: